Pengamalan Trilogi Nusa Putra sebagai Mahasiswa DKV
Pengalaman Sebagai Mahasiswa DKV
Halo Teman-teman,
Perkenalkan nama saya Winda Lisnawati. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 Desain Komunikasi Visual di Universitas Nusa Putra. Saya sangat bersyukur akhirnya bisa kuliah di tahun ke 3 setelah saya lulus SMA pada tahun 2017. Saya menyadari bagaimana sulitnya menemukan jalan untuk bisa kuliah, gagal berkali-kali seakan membuat harapan untuk kuliah mengecil. Sampai akhirnya saya mendaftar kuliah di Universitas Nusa Putra melalui beasiswa 1000 anak negeri, dan setelah beberapa tes Alhamdulillah saya dinyatakan LULUS di jurusan Desain Komunikasi Visual :).
Pada awal masa perkuliahan, seperti di kampus-kampus lainnya akan ada ospek, dan disini kita menyebutnya dengan MABIM (Masa Bimbingan Mahasiswa). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman bagaimana menjadi seorang mahasiswa dan juga menjalankan perkuliahan dengan baik. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan pada saat MABIM. Saya mulai memahami bahwa mahasiswa bukan lagi seperti anak SMA. Kita datang kuliah tentunya memiliki tujuan, dan tujuan inilah yang akan mengantarkan kita sampai akhir. Karena tidak sedikit yang sudah masuk kuliah, kemudian berhenti di tengah-tengah perkuliahannya. Dan menurut saya ini sangat disayangkan.
Pada saat MABIM, saya diberikan pengetahuan tentang Trilogi Nusa Putra yang mengantarkan saya untuk memahami kehidupan ini lebih luas. Trilogi Nusa Putra itu antara lain: "Amor Deus, Amor Parentium, Amor Conservis".
Amor Deus
Amor Deus artinya cinta kasih Tuhan. Sebagai anugerah cahaya insan Nusa Putra untuk tetap menjalankan syariat agama, beragama merupakan kebutuhan dan cinta kita kepada Tuhan, bukan lagi sebagai kewajiban. Bagi saya nilai ini sangat luar biasa maknanya. Karena trilogi pertama ini juga memiliki kesesuaian dengan sila pertama pada pancasila yang berbunyi: "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Saya sebagai seorang mahasiswa yang beragama Islam, merasa bahwa nilai ini haruslah kita terapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya cinta kasih kepada Tuhan adalah kebutuhan. Sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan, kekurangan, dan kesalahan maka Tuhan adalah sandaran utama saya.
Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan yang vertikal, tidak perlu kita menjelaskan kepada siapapun bagaimana hubungan kita dengan Tuhan karena hal terpenting adalah bagaimana hubungan baik kita dengan Tuhan bisa benar-benar kita terapkan. Bukan hanya sebagai nilai yang tertulis di atas kertas, akan tetapi berupa pengamalan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak sekali yang bisa kita sebut sebagai cinta kasih kepada Tuhan. Dan disini saya akan berbagai salah satu pengalaman saya sebagai mahasiswa menerapkan nilai ini.
Kadang kala saya terlalu mengandalkan diri saya sendiri dalam setiap usaha yang saya lakukan. Dan tentu ini bukanlah hal yang baik, karena pada akhirnya saya akan terjebak pada diri saya sendiri. Ketika saya merasa tidak mampu, maka saya akan menyalahkan diri saya sendiri bahkan mengutuk diri saya sendiri bahwa saya adalah orang yang bodoh dan tidak bisa melakukan apa-apa. Saya lupa bahwa saya memiliki Tuhan Yang Maha Kuasa, saya mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Dan sebenarnya poin utama dari berjuang adalah berdoa.
Pada saat saya menjalankan tugas saya melakukan perancangan film dokumenter suatu padepokan silat, saya benar-benar mengandalkan diri saya untuk menyelesaikan semuanya sendiri. Membangun relasi dan mencari jalan keluar kesana-kemari untuk melakukan wawancara dan shooting. Sampai akhirnya saya sampai pada satu titik yaitu rencana yang sudah disusun berantakan dikarenakan waktu, tempat, dan salah satu yang saya wawancarai adalah Bapak Iyos Sumantri juga sangat sibuk sehingga sulit untuk ditemui.
Sumber: Dokumentasi pribadi
Sampai akhirnya saya pasrahkan semuanya kepada Tuhan. Saya berdo'a kepada-Nya agar saya dapat bertemu dengan Bapak Iyos dan menyelesaikan projek tugas saya dengan baik. Dan ternyata Tuhan benar-benar mendengar do'a saya dan saya diminta untuk langsung datang ke rumahnya dan melakukan wawancara di rumahnya secara langsung. Dan disitu saya sadar ternyata usaha dengan tangan sendiri itu tidak cukup, kita harus memulainya dengan keyakinan bahwa Tuhan akan membantu setiap usaha kita. Dan do'a adalah kuncinya.
Amor Parentium
Amor Parentium artinya cinta kasih orang tua. Sebagai kekuatan insan Nusa Putra untuk menjaga ajaran dan nilai-nilai luhur rasul, leluhur, kedua orangtua dan guru-guru kita serta orang-orang soleh sebelum kita. Nilai kedua ini juga sangatlah penting karena kita tidak akan mencapai titik saat jika tanpa bantuan dan kontribusi dari mereka semua.
Saya akan menceritakan satu pengalaman saya yang berkaitan dengan nilai ini. Nilai ini bagi saya sangat luar biasa dampaknya terhadap kehidupan saya. Saya sudah ditinggalkan oleh ayah saya sejak SMA kelas 1, sehingga sosok orang tua dari ayah tidak sepenuhnya saya dapatkan. Dan saya hanya belajar dari teman-temanku bagaimana sosok ayah yang sebenarnya.
Seorang ibu bagi saya adalah segalanya. Dia selalu berada di depan menguatkanku maju, meyakinkanku bahwa semua yang berada di depan aku akan melaluinya. Sebelum saya memutuskan untuk menerima beasiswa, saya diliputi kebimbangan apakah saya bisa menghadapi yang di depan saya nanti saat saya kuliah atau tidak. Apakah saya akan mampu? Semuanya berputar di kepala dan membuat saya sangat kebingungan.
Akhirnya saya betanya kepada ibu saya. "Mah, bagaimana beasiswanya? Apakah saya harus mengambil kesempatan ini? Bagaimana biaya hidup ke depannya? Saya takut akan merepotkan mamah dan menjadi beban". Dan ibu saya mengatakan kepada saya bahwa semuanya sudah ada yang mengatur, rezeki itu pasti ada, kamu harus yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkan hamba-Nya kesulitan. Ambil saja kesempatan baik ini, karena dari sejak awal juga kamu sudah bertekad ingin kuliah.
Jujur saya merasa sangat tersentuh, ingin menangis tapi malu. Akhirnya dengan keyakinan bahwa semua pasti bisa dilewati. Saya pergi bersama ibu saya untuk melakukan penandatanganan MoU Beasiswa. Keputusan besar yang saya ambil, tidak pernah bisa saya lewati tanpa nasehat darinya. Saya sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang luar biasa.
Amor Concervis
Amor Concervis artinya cinta kasih sesama. sebagai pengikat insan Nusa Putra untuk menjalani hidup berdampingan secara damai dalam menyikapi setiap perbedaan, karena Tuhan berkehendak atas adanya perbedaan itu sendiri. Sebagai manusia sosial, tentunya tidak ada yang bisa terlepas dari komunikasi dengan sesama.
Beberapa orang mungkin menganggap saya tidak bisa bergaul dengan orang lain. Padahal tidak seperti itu, nyatanya pada tahun 2020 saya pernah menjadi salah satu bagian dari duta kampus.
Saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa saat menjalankan tugas saya sebagai duta kampus yaitu memperkenalkan Universitas Nusa Putra ke sekolah-sekolah. Pada saat itu saya belajar bagimana berkomunikasi dengan baik, bahkan apa yang menutupi diri saya bukan suatu penghalang untuk berkomunikasi dengan banyak orang dan dengan siapapun. Saya bisa megambil manfaat dari banyak orang, dan saya mendapatkan banyak pengalaman.
Suatu pengalaman yang luar biasa bisa berkenalan, berkomunikasi dan berinteraksi dengan mahasiswa asing di Universitas Nusa Putra. Hal berharga yang tidak dapat dibeli dengan uang. Saya banya bercerita dengan mahasiswa asal Turki yang bernama Betül. Dia adalah sahabat baik saya sekaligus sahabat pertama saya dari negeri jauh. Walaupun waktu dia di Indonesia hanya 6 bulan, tapi bagi saya sangat menyenangkan bisa belajar banyak hal darinya. Dimana nilai cinta kasih kita kepada sesama tidak terbatas ruang dan waktu. Kita bisa menebarkan cinta dan kasih kita kepada semua orang :).
Itulah beberapa pengamalan yang saya lakukan dari Trilogi Nusa Putra. Dan masih banyak lagi pengalaman yang sudah saya dapatkan dari Universitas ini. Dan semua itu tentunya tidak akan terbayar dan tidak akan bisa dibeli. Saya bangga menjadi GENUSIAN yaitu Generasi Nusa Putra Brilian. Kita bisa melangkah menjadi lebih baik dengan menerapkan nilai-nilai dari Trilogi Nusa Putra yaitu cinta kasih kepada Tuhan, cinta kasih kepada orang tua dan cinta kasih kepada sesama.
"Amor Deus, Parentium, Concervis"
Maa Syaa Allah,,, good luck,the best memng... Semngat terus teh wind 🤗🤗🤗
BalasHapusAamiin terimakasih
HapusMaa Syaa Allah....🥰
BalasHapus🥰
HapusYou're a very powerful girl. Never let any difficulties stand in your way. Always keep going.. :)
BalasHapusBest regards from Turkey..
Thank youu 🥰
Hapus